TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Rencana Jahat {9}



Rencana Jahat {9}

0 "Panglima Jiang, kau tidak apa-apa? Kenapa kau menjadi seperti ini?" panik Liu Anqier. bagaimana tidak, melihat kejadian seperti itu benar-benar membuatnya panik luar biasa. Jiang Kang Hua terkapar tak berdaya dan itu adalah hal yang sangat mengerikan yang pernah dia lihat saat ini.     
0

Mata Jiang Kang Hua tampak nanar, kemudian dia menunjuk sesuatu di ikat pinggangnya. Dengan cepat Liu Anqier mengambil sesuatu itu, alangkah kaget di ajika benda yang diambil adalah ramuan yang dulu pernah dia buat saat seleksi menjadi Dayang kamar dari Chen Liao Xuan.     

"I… ini?" tanya Liu Anqier. Jiang Kang Hua langsung merebut itu kemudian dia meminumnya. Dia kembali memuntahkan darah segar, namun dadanya yang terasa remuk redam itu langsung terasa begitu lega sekali.     

"Ya, itu adalah ramuan yang kau buat untuk mengobati orang dari luka terkena tenaga dalam bahkan paling kuat sekalipun," jawab Jiang Kang Hua.     

Liu Anqier memandang Jiang Kang Hua dengan tatapan bingungnya, dia benar-benar tak paham dengan apa yang terjadi sekarang.     

"Lantas kenapa kau bisa terluka sampai seperti itu? adakah musuh yang melukaimu, Panglima Jiang?" tanya Liu Anqier kemudian. Jiang Kang Hua tampak menggelengkan kepalanya kemudian dia tersenyum getir, berusaha sekuat tenaga untuk mengambil posisi duduk.     

"Kau…," jawabnya yang berhasil membuat Liu Anqier bingung bukan main. Kenapa harus dia yang menjadi alasan Jiang Kang Hua terluka? "Kau tidak bisa disentuh siapa pun selain Yang Mulia Raja. Itulah sebabnya kalau ada laki-laki lain yang berusaha untuk menyentuh tubuhmu maka yang terjadi akan seperti aku ini,"     

Mendengar jawaban itu Liu Anqier agaknya terseyum kecut. Siapa yang percaya dengan omong kosong seperti itu? tentu saja dia tidak akan pernah mempercayainya sampai kapan pun itu terjadi. dia adalah manusia, bagaimana bisa dia melukai manusia yang lainnya. Bukankah itu adalah hal gila. Bisa saja kalau Jiang Kang Hua terluka itu karena Jiang Kang Hua adalah iblis, dan kekuatannya tidak terima jika dia disentuh oleh iblis atau kekuatan negative mana pun.     

"Aku tidak percaya jika ada kekuatan seperti itu, Panglima Jiang. Bisa asaja itu karena kau adalah iblis. Mungkin saja jika manusia yang menyentuhku tidak mungkin seperti itu," kata Liu Anqier.     

Jiang Kang Hua tampak tersenyum getir mendengar hal itu kemudian dia memandang Liu Anqier lagi dengan mimik wajah jenakanya.     

"Kau memang titisan siluman, percayalah,"     

"Mungkin," jawab Liu Anqier dengan mimik wajah getirnya.     

Ya, mungkin saja jika dia siluman sama seperti apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan. Sebab Chen Liao Xuan mengatakan jika dia dan Chen Liao Xuan abadi. Namun apa pun itu, yang sekarang adalah keduanya merupakan sosok dari alam yang berbeda. Dia alam manusia dan Chen Liao Xuan dari alam iblis. Lantas apa yang membuatnya harus bertahan dengan cara bodoh seperti ini? Liu Anqier menahan napasnya karena dia merasa kesal luar biasa.     

"Sudahlah, kau segera istirahat. Aku ingin mengembalikan kekuatanku dulu di depan,"     

"Tapi kau tidak apa-apa?"     

Jiang Kang Hua menarik sebelah alisnya, memandang Liu Anqier dengan tatapan dinginnya itu.     

"Sejak kapan kita berbicara sesantai itu. kau memanggil kau dan aku? Sejak kapan kira-kira hal itu terjadi?"     

Liu Anqier langsung menundukkan wajahnya, dia langsung memukul mulutnya karena hal itu. dia benar-benar kelepasan. Bagaimana bisa dia mengatakam hal setidak formal itu kepada Jiang Kang Hua.     

"Maafkan hamba, Panglima Jiang," kata Liu Anqier akhirnya. Jiang Kang Hua pun terkekeh juga, kemudian dia memgusap bibirnya.     

Bibir, entah kenapa dia mulai merasa candu dengan bibir Liu Anqier. kemudian dia melirik bibir Liu Anqier yang bengkak karenanya.     

"Seharusnya, aku yang meminta maaf kepadamu, Dayang Liu. Karena aku telah merasa snagat lancang dan tidak bisa menahan diri. Bagaimana bisa aku telah mencium sosok yang merupakan adalah kekasih hati dari rajaku sendiri."     

"Bisakah Panglima Jiang tidak membahasnya lagi? Sebab sungguh, hamba akan menjadi snagat canggung karena hal itu. itu sudah lalu, dan hamba tidak ingin untuk mengingat hal yang telah terjadi. kalau memang Panglima Jiang telah khilaf hamba sudah tidak mempermasalahkan hal itu. jadi berhentilah untuk mengungkitnya lagi,"     

Jiang Kang Hua pun menganggukkan kepalanya, kemudian dia kembali tersenyum getir. Faktanya adalah hal yang sangat membuat Jiang Kang Hua lega bukan main. Meski dalam hati dia juga agaknya was-was, dia takut kalau sampai Chen Liao Xuan tahu kalau dia telah mencium Liu Anqier. sebab kalau tidak, yang terjadi adalah dia akan dianggap telah lancang dan kurang ajar.     

*****     

"Kurang ajar!" marah Cheng Wan Nian, dia langsung membanting vas bunga yang ada di depannya kemudian dia kembali berteriak seperti orang kesetanan. Dia benar-benar tak menyangka sama sekali, bagaimana bisa dia dilecehkan oleh Jiang Kang Hua. Dengan berpura-pura tidak menyukai wanita hal itu telah mencoreng wajahnya sekali.     

"Kurang ajar kau, Panglima Jiang! Aku benar-benar tidak akan pernah memaafkanmu dan tidak akan pernah melupakan hal yang telah kau lakukan kepadaku!" teriaknya lagi.     

Tan Lian, dan Lim Jingmi tampak saling pandang kemudian keduanya saling sikut, seolah saling todong untuk menyuruh siapa yang paling bisa menenangkan Cheng Wan Nian sekarang.     

"Selir Cheng, tenanglah. Jangan membuang waktumu dengan kemarahan karena seorang Panglima seperti Panglima Jiang," kata Tan Lian pada akhirnya.     

Cheng Wan Nian memandang Tan Lian, kemudian dia menghela napas panjangnya. Tidak, dia tidak akan kalah oleh siapa pun itu.     

"Tidak, Kepala Dayang Tan. Aku tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh laki-laki seperti Panglima Jiang. Jika aku tidak bisa membuatnya bertekuk lutut di bawah kakiku maka jangan panggil aku Cheng Wan Nian, iblis yang mendapat karunia dari langit dengan kesempurnaan yang tiada tara!"     

Cheng Wan Nian kini terbahak, seperti sosok yang tengah kerasukan dia benar-benar tidak seperti dirinya sendiri. Untuk kemudian dia melepas pakaiannya, dan berendam pada sebuah danau kecil yang ada di belakang kediamannya. Danau kecil itu memiliki banyak bunga-bunga hidup, yang memancarkan harum luar biasa tiada tara. Cheng Wan Nian kembali tersenyum, kemudian dia memandang rembulan yang ada di atasnya itu dengan senyuman penuh arti,     

"Sebentar lagi…," katanya dengan mimik wajahnya yang mengerikan itu. "Sebentar lagi aku pasti akan membunuh Liu Anqier dan aku akan membuatnya mati dalam rasa yang bahkan dia tak pernah bisa membayangkan sebelumnya. Aku tidak akan pernah sudi, aku tidak akan pernah rela jika dia sampai melahirkan garis keturunan Emo Shao Ye. Tidak ada yang pantas melakukannya selain aku! Ya aku, Ratu di istana ini!" teriak Cheng Wan Nian lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.